Bumi sebagai tempat paling “habitable” di tata surya, mempunyai berbagai macam tanah, termasuk jenis tanah latosol sebagai penyusunnya. Namun di Bumi juga banyak jenis lainnya yang perlu Anda ketahui.
Makhluk hidup seperti manusia, hewan, serta tumbuhan hidup di Bumi dengan segala kemampuan pendukung lingkungannya. Planet Bumi terdiri dari daratan dan perairan, kali ini akan dibahas mengenai daratan tersebut.
Daratan merupakan daerah yang tidak terendam air, dengan tanah sebagai salah satu aspek pembentuk utamanya. Tanah dijadikan sebagai tempat makhluk darat menggantungkan kehidupannya, serta melakukan beberapa aktivitas lain.
Karakteristik Tanah Latosol, Darimana Asalnya?
Tanah adalah lapisan penyusun kerak bumi, sehingga bukan merupakan hal aneh, karena keberadaannya dapat dijumpai di lingkungan sekitar. Berbeda tempatnya, tentu berbeda juga jenis tanahnya, karena karakteristik lingkungan bervariasi.
Perbedaan ini terdapat pada semua wilayah, tanpa terkecuali, disebabkan oleh berbagai faktor seperti komponen biotik dan abiotik. Salah satunya latosol, di Indonesia sering dijumpai dengan mudah.
Latosol atau insepticol mempunyai lapisan solum (bagian atau struktur yang telah mengalami pelapukan) dengan ketebalan sedang hingga tinggi. Tebalnya dapat mencapai 130 cm hingga 5 meter atau lebih tebal lagi.
Batas horizon latosol tidak begitu jelas, sehingga diperlukan ilmu dan pengamatan yang teliti, tidak sembarangan. Selain insepticol, ada begitu banyak jenis lainnya, tentu perlu diketahui supaya mendapatkan ilmu lebih banyak.
Tanah merupakan salah satu unsur bumi paling penting, keberadaannya juga diperlukan untuk menunjang kehidupan semua organisme. Fungsinya tidak hanya dijadikan sebagai tempat berpijak, namun ada lebih banyak lagi.
Misalnya, untuk bercocok tanam, menunjang pertumbuhan akar tumbuhan, supplier unsur hara sebagai penyubur tanaman, dan sebagainya. Kandungan latosol terdiri dari 5% bahan organik, unsur hara sedang-tinggi, serta solum tebal.
Latosol umumnya berwarna merah, kekuningan, atau kecokelatan, serta mempunyai tekstur liat. Konsistensinya gembur dengan struktur berupa remah, pH-nya berkisar antara 4,5 hingga 6,5 (kategori asam-agak asam).
Bahan organik di dalamnya adalah sekitar 3% hingga 9%, mengandung unsur hara tinggi terlihat dari warnanya (semakin merah semakin sedikit). Daya dukung infiltrasinya bervariasi mulai agak cepat hingga agak lambat.
Tanaman Apa Saja yang Tumbuh di Tanah Latosol?
Inceptisol merupakan jenis dengan kandungan mineral tertentu, cukup baik untuk ditanami berbagai tanaman. Beberapa tanaman berikut dapat ditanam pada inceptisol, simak penjelasannya secara lengkap untuk panduan Anda.
1. Kakao
Tanah latosol juga baik untuk menanam kakao, bahan baku pembuat cokelat di pasaran atau sebagai kudapan. Cokelat baik ditanam pada ketinggian antara 500 hingga 800 mDPL, suhu 15-31 derajat Celcius.
2. Tembakau
Tembakau merupakan bahan baku pembuat rokok, di Indonesia banyak sekali ladang tembakau untuk menunjang produksi rokok setiap tahunnya. Pada ketinggian 80 hingga 550 mDPL, tembakau akan tumbuh subur.
Tidak hanya itu, lingkungan paling mendukung adalah suhu udara 18 hingga 27 derajat Celcius. Disertai curah hujan sebesar 2.000 mm per tahun, akan sangat membantu pertumbuhan komoditas satu ini.
3. Vanili
Vanili atau panili ditanam pada ketinggian 0 hingga 800 mDPL, dengan curah hujan sekitar 2.950 mm per tahun. Didukung suhu lingkungan kurang lebih sekitar 20 derajat Celcius dan kelembaban 70%.
4. Pala
Pala merupakan salah satu jenis rempah-rempah, cocok ditanam pada latosol di ketinggian antara 0-700 mDPL. Suhu 20-30 derajat Celcius serta curah hujan 2.000-3.000 mm per tahun akan sangat mendukung.
5. Tebu
Tebu dapat tumbuh pada latosol, sebagai salah satu komoditas utama negara Indonesia dalam membuat gula pasir. Tanaman tebu akan tumbuh dengan baik pada ketinggian kurang dari 1.300 mDPL.
Curah hujan pendukung yaitu sekitar 1.500 hingga 3.000 mm per tahun, diiringi suhu rata-rata 24 sampai 30 derajat Celcius. Pulau Jawa menjadi salah satu penghasil gula pasir terbesar di Indonesia.
Selain Ciri-ciri Tanah Latosol, Berikut Jenis Tanah Lainnya
Apakah Anda pernah berkebun atau mengamati tanah di lingkungan sekitar? Pasti Anda akan sadar bahwa tidak semuanya sama, masing-masing mempunyai karakter atau fungsi tersendiri, seperti berikut ini.
1. Tanah Vulkanik
Dari asal namanya, vulkanik, berarti berasal dari proses pelapukan material padat dan cair dalam aktivitas vulkanisme. Ketika sebuah gunung mengalami erupsi atau meletus, maka material yang keluar akan mengalami pelapukan.
2. Aluvial
Tanah aluvial berasal dari sedimentasi lumpur yang terbawa aliran sungai, umumnya bersifat subur karena kandungan air cukup. Tanah aluvial banyak ditemukan pada bagian hilir sungai, umumnya berwarna cokelat atau keabu-abuan.
3. Gambut (Histosol atau Organosol)
Organosol terbentuk dari pelapukan bahan organik tumbuhan rawa di daerah beriklim basah dan bercurah hujan tinggi. Ciri-ciri paling menonjol yaitu berwarna hitam, pH kurang dari 4,0, serta kurang subur.
4. Litosol
Tekstur litosol berbatu dengan lapisan tidak terlalu tebal, asalnya memang dari batu-batuan yang mengalami pelapukan namun kurang sempurna. Sayangnya, karena struktur tersebut menjadikan litosol sulit ditanami.
5. Podsol
Podsol terbentuk karena pengaruh curah hujan tinggi serta suhu rendah, mengakibatkan kandungannya minim unsur hara. Warnanya kuning hingga keabuan, mempunyai bahan organik rendah, sehingga tidak subur untuk semua jenis tanaman.
6. Mergel
Mergel adalah percampuran antara tanah liat, pasir, serta kapur, karena itulah kandungan mineral serta airnya cukup tinggi dan bersifat subur. Mergel sangat cocok ditanami pohon Jati.
7. Regosol
Tanah regosol merupakan salah satu produk hasil aktivitas vulkanisme, sehingga teksturnya kasar, namun sifatnya subur. Butiran-butirannya terbilang kasar, kaya unsur hara, serta rentan terkena erosi.
Manfaat Tanah Latosol untuk Kehidupan
Inceptisol sangat baik untuk ditanami rumput-rumputan, karena tidak membutuhkan banyak bahan organik supaya tumbuh subur. Meskipun tidak sesubur humus, namun beberapa jenis rerumputan atau tanaman lain masih dapat berkembang.
Selain rerumputan, Anda bisa menanam jagung, berbagai palawija, atau bahkan budidaya bunga Edelweiss di tanah latosol. Cocok bagi Anda yang menyukai kegiatan berkebun, budidaya, atau bertani, hasilnya dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari.
Inceptisol adalah jenis tanah dengan kekuatan cukup baik, cocok digunakan apabila hendak mendirikan bangunan. Alas sebagai peletakan fondasi sangat mempengaruhi tingkat kekokohan suatu bangunan dan keselamatan penghuninya.
Ketika hujan turun, tanah sangat berperan dalam proses infiltrasi serta penyimpanan air untuk berbagai kebutuhan dalam hidup. Ketika sudah sangat basah, air akan ditarik menembus profil tanah sebagai cadangan air.
Tanah adalah media daur ulang, tempat terjadinya penguraian segala sisa organisme oleh bakteri, jamur, juga serangga kecil. Sisa-sisa tersebut akan diubah menjadi mineral sederhana, kembali digunakan lagi dan terus berputar.
Tanah merupakan habitat hidup organisme seperti akr tumbuhan, hewan kecil, bahkan mikroorganisme tidak kasat mata. Mikroorganisme tersebut berperan penting dalam proses penguraian makhluk hidup menjadi lapisan baru.
Meskipun begitu, manusia tidak bisa semena-mena menggunakannya tanpa memperhatikan fungsi lain yang penting. Manusia perlu melestarikannya dengan berbagai cara sehingga bisa lebih berkelanjutan hingga masa mendatang nanti.
Upaya konservasi dibutuhkan untuk mencegah kerusakan atau memperbaikinya dengan berbagai cara, misalnya membuat terasering dan tanggul pasangan. Cara lainnya, menggunakan sistem rotasi tanaman pada tanah latosol agar tetap terjaga kandungannya.
Demikian informasi tentang tanah latosol, semoga bermanfaat untuk dijadikan bahan referensi.***(Editor/UMSU)