Secara harfiah, pengertian digitalisasi adalah perubahan dari cara konvensional (analog) ke sebuah sistem digital berupa teks, angka, audio, dan visual. Dengan kata lain digitalisasi sistem pertanian adalah sebuah terobosan mengenai informasi pertanian dalam satu platform (wadah).
Dikutip dari Kompas.com Digitalisasi pertanian di Indonesia diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada tahun lalu. Bekerjasama dengan PT. Telkom, para pemangku kepentingan ini membuat aplikasi yang dapat memudahkan petani tidak hanya mencari informasi saja, tetapi juga bisa berkomunikasi dengan Sobat Petani lain di Indonesia secara online.
Kementerian Pertanian menyelenggarakan Tani on Stage (ToS) guna memberikan pemahaman pentingnya para petani, pelaku usaha dan stakeholders hortikultura menggunakan teknologi digital. Khususnya pada masa pandemic Covid 19 ini, kegiatan bisnis jauh lebih banyak memanfaatkan teknologi digital.
“Hari ini kami melakukan Tani on Stage, memperkenalkan digitalisasi pertanian, termasuk dalam memasarkan produk hortikultura Indonesia dengan cara online atau digital,” ujar Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto. Dikutip dari Pertanian.go.id. Rabu, 12 Januari.
Dalam acara ini, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyaksikan langsung proses penandatanganan kerja sama ekspor tanaman hias Indonesia dengan tujuh buyer dari enam negara secara virtual. Ekspor tanaman hias yang dilakukan oleh CV Minaqu Home Nature. Ke enam negara tujuan ekspor ini terdiri dari Jerman, Inggris, Cyprus, Korea Selatan, Amerika Selatan dan Kanada.
“Ekspor tanaman hias senilai Rp 2,1 triliun ini tidak main-main karena memang kita punya potensi yang luar biasa,” ujar Syahrul langsung dari Solok – Sumatera Barat.
Dirinya mengatakan, pemerintah akan terus berupaya untuk mendorong para pelaku usaha sektor pertanian, khususnya florikultura dalam menjamah pasar ekspor. Menurutnya, nilai ekspor oleh Minaqu Indonesia kali ini merupakan nilai yang sangat besar. Hal ini membuktikan, peluang ekspor tanaman hias dari Indonesia kian terbuka seiring luasnya keanekaragaman hayati yang dimiliki.
Sementara itu, Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto turut meresmikan Hortimart. Hortimart merupakan sebuah show window produk hortikultura dengan mendatangkan langsung dari lahan para petani. Asosiasi Pasar tani menggawangi isi produk yang ada pada Hortimart. Kiprah Pasar Tani menghantarkan produk hortikultura cukup diancungi jempol. Gerai berupa tenda lapak di daerah kini bahkan sudah masuk ke area mal wilayah Jabodetabek, Bandung, Kalimantan dan Jogja.
Pasar Tani merupakan asosiasi petani di bawah binaan Ditjen Hortikultura. Berdiri sejak 2021 lalu dan berada di 50 lokasi. Targetnya, tahun ini meningkat menjadi 1000 lokasi.
“Pasar tani untuk mendekatkan petani ke pelaku pasar, supaya keuntungan yang diterima itu oleh pasar tani. Bukan middle man. Pasar Tani Goes to Mall dilakukan di mal supaya kalangan menengah itu tahu bahwa produk lokal kita itu memiliki kualitas yang bersaing. Jadi bisa kita sandingkan dengan produk impor. Inilah pesan yang pentingnya,” jelas Prihasto.
Dirinya menekankan bahwa, Kementerian Pertanian sangat memperhatikan kesejahteraan petani dan sekaligus kebutuhan konsumen akan pasokan produk pertanian berkualitas. Salah satunya wujudnya dengan membangun kampung-kampung hortikultura dengan tujuan menciptakan produk pertanian yang berkualitas untuk konsumsi, juga termasuk target ekspor.