FAPERTA UMSU–Sebagai Kampus Terakreditasi A sekaligus Kampus Terbaik di Medan SUMUT, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) memiliki Fakultas yang mumpuni keadaan Indonesia sebagai negara yang miliki banyak wilayah pertanian yaitu Fakultas Pertanian (FAPERTA). Salah satu bahasan yang pasti di pelajari adalah mengenai tanah. Tanah adalah salah satu sarana tumbuh tanaman, mulai dari tanaman semusim sampai tanaman tahunan. Unsur-unsur tanah terdiri dari 20-30% tanah, 20-30% air, 45% bahan mineral dan 5% bahan organik. Sifat tanah ini sangat dinamis yang berarti terus menerus menghadapi perubahan yang didorong oleh perubahan iklim (curah hujan dan suhu), bentuk wilayah (relief atau bentuk permukaan tanah), bahan induk, waktu dan organisme.
Tak semua nutrisi untuk tanaman yang berasal dari tanah itu sendiri cocok untuk pertumbuhan tanaman. Beralandaskan tahapan yang terbentuk dan kandungan mineralnya, terdapat puluhan jenis tanah di dunia. Khusus di Indonesia ada sekitar 18 jenis tanah. Beberapa karakteristik tanah yang cocok untuk pertanian dan perkebunan yaitu mengandung banyak unsur organik, Ph <7, memiliki tingkat kelembaban yang tinggi meskipun di musim kemarau, tidak mengalami pengerasan setelah ditanami, tidak terdapat lapisan padas.
Dengan adanya beberapa karakteristik tersebut, ada 10 jenis tanah yang cocok untuk dunia pertanian dan perkebunan, yaitu:
Tanah Regosol
Tanah regosol ini termasuk dari salah satu sub jenis tanah Entisol. Tanah ini bermula dari pelapukan material yang dikeluarkan oleh letusan gunung berapi seperti pasir, lahar, debu dan lipili. Jenis tanah ini belum berkembang dengan sempurna..Tanah regisol memiliki tekstur yang kasar dengan Ph 6-7 yang mengandung unsur P dan K serta sedikit unsur N. Tanah ini bersifat sulit menampung air, sehingga tidak semua jenis tanaman cocok untuk ditanam dengan tanah ini. Beberapa jenis tanaman yang cocok ditanam dengan tanah regosol ini adalah palawijaya, tembakau dan jenis buah-buahan yang tidak terlalu membutuhkan unsur air. Tanah ini bisa ditemukan di daerah yang dekat dengan gunung merapi seperti Sumatera dan Nusa Tenggara.
Tanah Latosol
Tanah ini terbentuk dari proses pelapukan batuan sedimen dan metamorf. Tingkat perkembangan tanah latosol secara horizon berlangsung lambat sampai sedang. Hal ini dikarenakan sebagian besar tanah berasa didaerah yang lembab. Tanah berwarna merah hingga cokelat ini memiliki Ph 4,5 – 6,5. Tanah ini mengandung unsur hara yang berubah-ubah dari sedang sampai tinggi. Namun tanah latosol ini miliki kemampuan untuk menyerap air dengan baik sehingga dapat menahan erosi. Tanaman yang cocok untuk ditanam dengan tanah ini yaitu tembakau, coklat, pala, tebu dan panili. Beberapa daerah yang memiliki jenis tanah ini Sumatera, Jawa, Bali, Sulawesi.
Tanah Organosol
Tanah yang terbentuk dari proses pelapukan dan pembusukan bahan-bahan organic ini dapat dijumpai di daerah rawa-rawa ataupun daerah yang banyak digenangi air. Maka jenis tanah ini memiliki tekstur yang lembek karena tergenang air. Terdapat 2 jenis tanah organosol yaitu tanah humus dan tanah gambut.
Tanah Alluvial
Tanah yang banyak ditemukan di hilir sungai ini adalah jenis tanah muda yang terbentuk dari pengendapan material halus aliran sungai. Tanah ini memiliki struktur tanah yang lepas-lepas dengan warna kelabu. Ph nya termasuk dalam tingkat Ph rendah yaitu sekitar 5,3-5,8. Karena Ph yang dimilikinya, tanah ini mudah untuk dicangkul. Kadungan unsur yang ada didalam tanah alluvial ini sangat bergantung dengan iklim wilayah. Tanah yang tersebar di daerah Jawa, Sumatera dan Papua ini cocok untuk tamanan padi dan palawijaya.
Tanah Podsolik Merah Kuning (PMK)
Sesuai dengan nama yang dimilikinya, tanah ini memiliki warna merah sampai kuning yang memiliki arti tanah ini kurang subur karena pencucian. Tanah ini terbentuk karena curah hujan yang tinggi dan suhu yang sangat rendah, Ph tanah ini termasuk dalam tingkat Ph yang rendah dan cukup banyak memiliki unsur Al dan Fe. Kriteria tanahnya berlempung dan mudah basah. Tanah dengan kriteria tersebut cocok untuk persawahan, Tanah PMK ini tersebar merata di Indonesia.
Tanah Laterit
Tanah yang diusung-usung serupa dengan PMK ini memiliki suhu yang jauh lebih tinggi. Unsur hara yang terdapat di tanah ini cukup banyak dan tanah ini juga cukup subur, namun hilang karena larut dibawa air hujan. Walaupun begitu, tanah ini banyak mengandung seskuioksida. Sayangnya tanah ini tidak cocok untuk sebagian tanaman, hanya ada beberapa tanaman yang cocok dengan tanah ini yaitu jambu mete dan kelapa. Tanah ini bisa dijumpai di sebagian daerah Jawa, Kalimantan dan Sulawesi.
Tanah Litosol
Tanah yang masih satu keluarga dengan tanah regosol ini terbentuk dari proses perubahan iklim topografi dan aktivitas gunung merapi. Tanah ini tergabung dalam ordo tanah entisol, itulah mengapa tanah ini masih satu keluarga dengan regosol. Struktur dari tanah ini besar-besar dengan sedikit unsur hara didalamnya sehingga hanya bisa dimanfaatkan untuk tanaman palawijaya. Tanah ini tersebar di daerah Sumatera, Jawa, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara.
Tanah Rendzina
Tanah yang memiliki tekstur lembut dan daya permeabilitas yang tinggi ini terbentuk dari batuan basalt, batu kapur dan granit. Karena daya permeabilitas yang dimilikinya cukup tinggi membuat tanah ini mampu untuk menikat air. Tanah ini banyak menyimpan unsur Ca, Mg dan sedikit hara dengan tingkat Ph yang tinggi. Tanah yang dapat dijumpai di daerah Aceh, Sulawesi, Maluku dan Papua ini cocok ditanami tanaman keras semusim dan palawijaya.
Tanah Mediteran
Tanah yang terbentuk dari batuan berkapur yang banyak mengandung karbonat ini merupakan bagian dari ordo Alfisol yang banyak dijumpai didaerah beriklim lembab. Tanah ini mengandung banyak air, Al, Fe dan bahan organik lain sehingga dapat dikatakan sebagai tanah yang subur yang cocok untuk persawahan. Tanah ini tersebar di daerah Sumatera, Jawa, Sulawesi dan Nusa Tenggara.
Tanah Grumusol
Tanah grumusol adalah tanah yang terbentuk dari batuan induk kapur dan tuffa vulkanik yang umumnya bersifat basa sehingga tidak terdapat aktivitas didalamnya. Tanah yang memiliki kadar lempung yang tinggi ini merupakan bagian dari ordo vertisol. Tanah ini termasuk dalam tanah yang tidak suburm karena jika iklim sedang panas/kering tanah ini menjadi pecah-pecah dan sangat lengket saat hujan. Tapi tanah ini masih bisa menjadi media tanam untuk pohon jati dan rumput-rumputan. Tanah ini bisa dijumpai di Sumatera Barat, Jawa dan Nusa Tenggara Timur.