Program Iptek Bagi Masyarakat (IBM) Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Medan bagi masyarakat Kabupaten Deli Serdang satu cara dari banyak cara untuk mencapai target mensejahterakan para petani yakni memberdayakan bahan-bahan yang selama ini dinilai kategori limbah. Hal ini dikatakan Ketua Pengabdian Masyarakat Faperta UMSU, Dr Ir Desi Ardilla MSi, Senin (20/2) tentang adanya program IbM yang dilaksanakan para dosen Faperta UMSU di Desa Pematang Johar Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang selama delapan bulan pada tahun 2017 ini. Menurut Desi Ardilla, Pengabdian Masyarakat yang dilaksanakan merupakan sebagai salah satu manifestasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi dimana para dosen tidak saja dituntut untuk mengajar atau memberikan ilmu pengetahuan kepada mahasiswa di ruang kuliah akan tetapi para dosen harus melakukan pengabdian masyarakat dan melakukan penelitian. Hal itu kata Desi sesuai dengan tujuan dari kehadiran Perguruan Tinggi sebagai pelopor keberhasilan dari satu bangsa. Sedangkan khusus Pengabdian Masyarakat yang dilaksanakan untuk membantu masyarakat petani atas permasalahan yang dihadapi yakni bagaimana bisa meningkatkan pendapatan petani. Untuk itu maka masyarakat petani agar lebih mandiri dengan memaksimalkan potensi yang ada di daerah dimana para petani itu berada. Memaksimalkan potensi daerah yang ada akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani. “Cara yang tepat untuk memaksimalkan potensi yang ada tentunya melalui ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang diaplikasikan oleh tim IbM Fakultas Pertanian UMSU langsung kepada masyarakat,” katanya memberikan alasan mengapa harus melakukan pengabdian langsung kepada masyarakat. Adapun objek untuk Pengabdian kepada Masyarakat di Desa Pematang Johar Kelompok Tani Pasar Dua dan Kelompok Wanita Tani Dahlia dalam meningkatkan perekonomian mereka. Pengabdian kepada masyarakat yang dibiayai UMSU Medan itu melihat potensi daerah yang belum diberdayakan secara maksimal dan terkesan menjadi limbah yakni sekam padi yang memang banyak di daerah tersebut. Beranjak dari masalah tersebut kata Desi, pihaknya ingin berkontribusi dengan bermitra dengan masyarakat penyiapan bahan baku (sekam padi), kemudian secara bersama-sama melaksanakan aktivitas memberdayakan limbah sekam padi itu bermanfaat atau bernilai ekonomi dengan mempergunakan teknologi tepat guna yang sederhana. Apa yang ditawarkan masyarakat menerimanya maka pihaknya menawarkan solusi dari permasalahan yang ada yakni banyaknya limbah sekam padi yang menumpuk dan menggunung di kilang padi belum dikelola secara optimal. Sejalan dengan itu kondisi sosial ekonomi petani masih rendah dibuktikan dengan rata-rata kepemilikan lahan yang sempit dan tidak ada pendapatan sampingan selain bertani. Untuk itu kata Desi yang juga dibantu Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Pertanian Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang Sriadi SP ternyata masyarakat bisa menerimanya sebagai kegiatan dalam meningkatkan pendapat masyarakat desa. Untuk itu limbah sekam padi diolah dan dimanfaatkan secara optimal dengan memberikan pelatihan teknologi mengolah limbah menjadi briket arang, pupuk kompos dan pakan ternak, hasil produk bisa diaplikasikan petani sehingga mengurangi pengeluaran rumah tangga sekaligus sumber pendapatan sampingan. Disamping itu masyarakat desa bisa memanfaatkan potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang ada di desa yang selama ini limbah yakni sekam padi menjadi produk-produk yang berguna bagi usaha tani mereka seperti pupuk dan pakan ternak. “Jelas ini akan mengurangi pengeluaran rumah tangga seperti briket arang sebagai alternatif bahan bakar sekaligus bisa dijadikan sumber pendapatan sampingan apabila produk tersebut dipasarkan,” kata Desi. (sumber metro24jam.com)