KELESTARIAN hutan sangat penting karena menyangkut kehidupan semua makhluk hidup. Maka manusia harus mengenal hutan secara baik dan benar. Bila telah mengenal hutan secara baik dan benar maka hutan dapat dilestarikan. Kelestarian hutan akan meminimalkan terjadinya bencana alam.
Hal ini dikatakan Wakil Dekan I Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (Faperta UMSU) Medan, Ir Asritanarni Munar MP dalam kunjungannya ke Taman Wisata Alam (TWA) Hutan konservasi Sibolangit Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Kunjungan studi sebanyak 405 orang mahasiswa Faperta UMSU Medan terdiri dari Program Studi Prodi antara lain, Agroekoteknologi, Agribisnis dan Ilmu Teknologi Pangan, baru-baru ini didampingi para dosen untuk melihat langsung kondisi hutan konvervasi.
Kunjungan studi mahasiswa Faperta UMSU Medan itu kata Ir Asritanarni Munar MP sebagai penyempurna ilmu yang diperoleh di kampus. Para mahasiswa bisa melihat, mengamati aneka jenis flora dan fauna langka dan dilindungi sebagai keperluan ilmu pengetahuan.
Flora yang terdapat di kawasan Cagar Alam Sibolangit pohon angsana (pterocarpus indicus), sono kembang (dalbergia latifolia), kelenjar (samanea saman), nyamplung (Calophyllum inophillum), meranti (shorea Sp), palem, pinang dan pohon lainnya. Selain itu ada tumbuhan merambat dan bunga bangkai (Amorphophallus titanium) yang hanya berbunga setiap lima tahun sekali yang perlu diketahui para mahasiswa pertanian.
“Kunjungan ke TWA Sibolangit para mahasiswa dapat melihat tentang hutan konservasi yang merupakan bukan hutan sembarang hutan,” ungkapnya. Para mahasiswa melakukan kunjungan studi itu diterima Kepala Resort Taman Wisata Alam (TWA) Sibolangit, Dede Tanjung beserta puluhan staff yang mendampingi para mahasiswa melihat hutan konservasi.
Kepala Resort TWA Sibolangit, Dede Tanjung dalam sambutannya mengatakan kunjungan lapangan mahasiswa Faperta UMSU ke TWA Sibolangit satu langkah maju karena TWA Sibolangit memiliki fungsi strategis dalam pelestarian lingkungan hidup. “Sebagai wujud usaha pelestarian fauna dan flora dan pelestarian sumber daya alam yang ada di dalamnya, dilakukan berbagai usaha pengawetan (konservasi) alam baik dalam bentuk hutan lindung, taman nasional, cagar alam, suaka marga satwa dan lain-lain sesuai dengan fungsinya,” ungkapnya.
Menurutnya tanah TWA rata-rata termasuk jenis Andosol dan asosiasi Andosol dengan podsolik merah kuning yang tertutup oleh humus tebal sehingga memudahkan air untuk meresap kedalamnya. Bahan induk tanah ini berasal dari letusan gunung berapi berupa tuff intermeier. kondisi tanah bersifat asam dengan pH antara 4,5 sampai 5,6. Memiliki fungsi penting menjaga keseimbangan lingkungan hidup, mengatur tata air, iklim mikro. Kawasan itu juga menjaga kesuburan tanah, sebagai daerah resapan air hujan, mencegah banjir dan menjadi sumber air bagi daerah sekitarnya sampai kota Medan.
Sebelum melakukan peninjauan ke hutan Wakil Dekan I Faperta UMSU, Ir. Asritanarni Munar, MP atas nama Dekan Fakultas Pertanian UMSU, Ir. Alridiwirsah, MM menyerahkan plakat Faperta UMSU sebagai Cenderamata yang diterima Kepala Resort Taman Wisata Alam (TWA) Sibolangit, Dede Tanjung.(Sumber Analisa/08/06/2016)